Sunday, June 14, 2020


Seperti Apa Sosok Makhluk Bernama Kebahagiaan Itu Sebenarnya ?


Foto: sayabelajar.id


Pernahkah terbersit sebuah pertanyaan di benak kalian, tentang apa itu kebahagiaan ?, Pastinya pernah dong ya..., paling tidak, sesekali dalam seumur hidup kalian pernah memikirkan mengenai hal ini. Tetapi apakah kalian sudah tahu apa itu kebahagiaan yang sesungguhnya ? . Atau dengan pertanyaan yang lebih mendasar lagi seperti “Sebenarnya aku sudah bahagia atau belum sih ?”.
Nah, kali ini ada sebuah buku unik yang membahas tentang bagaimana caranya jadi bahagia atau setidaknya tak terlalu sedih. Jika kalian berpikir buku ini akan memberikan kalian semua kiat-kiat pasti agar menjadi bahagia, kalian akan kecewa. Buku berjudul asli How To Be Happy karya Lee Crutchley terbitan Gramedia Pustaka Utama tahun 2015 ini adalah sebuah buku yang berisi kumpulan lembar kerja yang kreatif. Buku ini didesain oleh Lee dengan mengacu kepada bukti ilmiah yang telah ditunjukkan oleh para psikolog bahwa menuliskan hal-hal yang ada di dalam pikiran akan mengubah kita secara mendasar dan bahkan cedera fisik bisa sembuh lebih cepat jika kita mau meluangkan waktu untuk menuliskannya dalam sebuah jurnal.
Buku ini sama sekali tidak berisi nasihat kebahagiaan, melainkan hanyalah sebuah alat untuk mengukur kedalaman pikiran dan menggali kearifan diri kita sendiri. Seperti misalnya sesuatu yang telah kita ketahui, jauh di dalam, tetapi terlalu mudah terlupakan akibat kesibukan kerja, tanggung jawab keluarga, atau kesibukan membuka pengetahuan secara online yang seolah-olah adalah sumber segala ilmu pengetahuan praktis. Bukankah kita sendiri yang seharusnya paling tahu caranya untuk membuat diri kita bahagia ?.
Esensi penting dari buku ini adalah tentang bagaimana kita mengingat hal-hal yang sudah ada ketika kita sedang memerlukannya, mengenali karakter kepribadian dan gaya hidup kita lebih dalam, menguji kemampuan visioner kita terhadap sesuatu, dan bagaimana kita bereaksi dengan peristiwa tak terduga yang akan terjadi, atau bahkan menilai hal-hal yang sifatnya tersembunyi dari nalar. Dimana hal itu bisa jadi lebih sulit daripada kedengarannya. Seperti yang saya rasakan setelah mencicipi buku yang sederhana namun sarat makna ini adalah dalam proses perjalanan kita menyelami buku ini, kita layaknya dipaksa untuk mengetahui apa yang seharusnya kita ketahui, kendatipun saat itu kita belum mengetahuinya. Akan ada banyak sekali halaman di buku ini yang berpotensi membuat kita tidak nyaman, namun setelah kita terbiasa, hal ini akan menjadi pertanda yang baik untuk perkembangan psikis kita.
Menurut saya buku ini seperti kita membuat what if analysis dan analisis SWOT untuk diri kita sendiri. Di sela-sela lembar kerjanya, buku ini juga dilengkapi tips diantaranya melatih neuroplastisitas positif otak, cara bernapas dengan benar, membingkai ulang depresi, membatasi peluang sedih dan bahagia, memperkuat rasa ingin tahu, pola umum distorsi pikiran, cara membuat daftar bahagia, mengidentifikasi masalah, cara agar sadar penuh hadir utuh, mengidentifikasi pikiran dan tubuh dalam satu waktu, mempelajari sisi asli diri dan sisi polesan orang lain, dan menyadari arti bahagia. Buku ini akan mengajak kita untuk berpetualang lebih jauh ke dalam diri.
Ya, meskipun orang yang bahagia adalah orang yang tidak akan pernah mempertanyakan kebahagiaannya. Tidak ada salahnya bagi kita untuk sejenak merenungi kemana saja titik bahagia kita berjalan. Seberapa besar pula dampak yang kita rasakan ketika kita bahagia lalu berhasil membahagiakan orang di sekitar kita. Bukankah itu yang dinamakan kebahagiaan sejati ? yang di dalamnya termasuk salah satu alasan mengapa kita dilahirkan ke dunia. J


Sumber : 1. Crutchley, Lee. 2015. How To Be Happy (Atau Setidaknya Tak Terlalu Sedih). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
                

No comments:

Post a Comment