Seperti Apa Sosok Makhluk Bernama Kebahagiaan Itu Sebenarnya ?
Foto:
sayabelajar.id
Pernahkah
terbersit sebuah pertanyaan di benak kalian, tentang apa itu kebahagiaan ?,
Pastinya pernah dong ya..., paling tidak, sesekali dalam seumur hidup kalian
pernah memikirkan mengenai hal ini. Tetapi apakah kalian sudah tahu apa itu
kebahagiaan yang sesungguhnya ? . Atau dengan pertanyaan yang lebih mendasar
lagi seperti “Sebenarnya aku sudah bahagia atau belum sih ?”.
Nah,
kali ini ada sebuah buku unik yang membahas tentang bagaimana caranya jadi
bahagia atau setidaknya tak terlalu sedih. Jika kalian berpikir buku ini akan
memberikan kalian semua kiat-kiat pasti agar menjadi bahagia, kalian akan
kecewa. Buku berjudul asli How To Be
Happy karya Lee Crutchley terbitan Gramedia Pustaka Utama tahun 2015 ini adalah
sebuah buku yang berisi kumpulan lembar kerja yang kreatif. Buku ini didesain
oleh Lee dengan mengacu kepada bukti ilmiah yang telah ditunjukkan oleh para
psikolog bahwa menuliskan hal-hal yang ada di dalam pikiran akan mengubah kita
secara mendasar dan bahkan cedera fisik bisa sembuh lebih cepat jika kita mau
meluangkan waktu untuk menuliskannya dalam sebuah jurnal.
Buku
ini sama sekali tidak berisi nasihat kebahagiaan, melainkan hanyalah sebuah
alat untuk mengukur kedalaman pikiran dan menggali kearifan diri kita sendiri.
Seperti misalnya sesuatu yang telah kita ketahui, jauh di dalam, tetapi terlalu
mudah terlupakan akibat kesibukan kerja, tanggung jawab keluarga, atau
kesibukan membuka pengetahuan secara online
yang seolah-olah adalah sumber segala ilmu pengetahuan praktis. Bukankah kita
sendiri yang seharusnya paling tahu caranya untuk membuat diri kita bahagia ?.
Esensi
penting dari buku ini adalah tentang bagaimana kita mengingat hal-hal yang
sudah ada ketika kita sedang memerlukannya, mengenali karakter kepribadian dan
gaya hidup kita lebih dalam, menguji kemampuan visioner kita terhadap sesuatu,
dan bagaimana kita bereaksi dengan peristiwa tak terduga yang akan terjadi,
atau bahkan menilai hal-hal yang sifatnya tersembunyi dari nalar. Dimana hal
itu bisa jadi lebih sulit daripada kedengarannya. Seperti yang saya rasakan
setelah mencicipi buku yang sederhana namun sarat makna ini adalah dalam proses
perjalanan kita menyelami buku ini, kita layaknya dipaksa untuk mengetahui apa
yang seharusnya kita ketahui, kendatipun saat itu kita belum mengetahuinya.
Akan ada banyak sekali halaman di buku ini yang berpotensi membuat kita tidak
nyaman, namun setelah kita terbiasa, hal ini akan menjadi pertanda yang baik
untuk perkembangan psikis kita.
Menurut
saya buku ini seperti kita membuat what
if analysis dan analisis SWOT untuk diri kita sendiri. Di sela-sela lembar
kerjanya, buku ini juga dilengkapi tips diantaranya melatih neuroplastisitas
positif otak, cara bernapas dengan benar, membingkai ulang depresi, membatasi
peluang sedih dan bahagia, memperkuat rasa ingin tahu, pola umum distorsi
pikiran, cara membuat daftar bahagia, mengidentifikasi masalah, cara agar sadar
penuh hadir utuh, mengidentifikasi pikiran dan tubuh dalam satu waktu, mempelajari
sisi asli diri dan sisi polesan orang lain, dan menyadari arti bahagia. Buku
ini akan mengajak kita untuk berpetualang lebih jauh ke dalam diri.
Ya,
meskipun orang yang bahagia adalah orang yang tidak akan pernah mempertanyakan
kebahagiaannya. Tidak ada salahnya bagi kita untuk sejenak merenungi kemana
saja titik bahagia kita berjalan. Seberapa besar pula dampak yang kita rasakan
ketika kita bahagia lalu berhasil membahagiakan orang di sekitar kita. Bukankah
itu yang dinamakan kebahagiaan sejati ? yang di dalamnya termasuk salah satu
alasan mengapa kita dilahirkan ke dunia. J
Sumber : 1. Crutchley, Lee. 2015. How
To Be Happy (Atau Setidaknya Tak Terlalu Sedih). Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
No comments:
Post a Comment